Archive | April 2014

Muslimah tidak butuh emansipasi wanita

Kartini jilbabIndonesia khususnya akrab sekali dengan istilah ini. Emansipasi wanita. Tersebut satu nama seorang tokoh paling berjasa dalam hal ini, Pahlawan Wanita Indonesia Ibu Raden Ajeng Kartini. Kiprahnya semasa hidup yang konsisten membela hak hak kaumnya dan mewariskan banyak tulisan, salah satunya tulisan fenomenal yang berjudul “Habis gelap terbitlah terang” konon menginspirasi banyak wanita Indonesia untuk “membela” hak haknya dalam kehidupan sosial masyarakat. Masyarakat modern kini dapat melihat salah satu contoh dari pengaruh emansipasi wanita adalah banyaknya wanita wanita Indonesia berkiprah dalam dunia pekerjaan yang sama dengan kaum pria. Hampir tidak ada lagi dikriminasi dari aspek tersebut. Kini eksistensi wanita tidak bisa lagi dipandang sebelah mata dalam kehidupan sosial masyarakat. Semua hal yang didapat kaum pria mulai dari penerimaan di keluarga dan masyarakat, pendidikan, pekerjaan, kaum wanitapun mendapatkan hal yang sama. Tidak ada perbedaan sama sekali.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian emansipasi adalah pembebasan dari perbudakan, persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat seperti persamaan hak kaum wanita dengan kaum pria.

Jadi sempat terbersit dalam hati. Jika pengertian emansipasi adalah seperti yang disebutkan di atas maka terbayang dikriminasi dan perbudakan seperti apa yang dialami oleh Ibu Kartini dan wanita wanita pada zamannya. Sehingga sahabat surat menyurat Ibu Kartini, seorang wanita Eropa terinspirasi untuk membukukan semua tulisan surat Ibu Kartini kepadanya yang terekam dalam buku fenomenal itu. Masa hidupnya Ibu Kartini kurang lebih berjarak empat ratusan tahun sesudah masa hidupnya Rasulullah. Masa awal syariat Islam disebarkan. Artinya perbudakan terhadap wanita sudah dibela semenjak empat ratus tahun yang lalu. Sebagaimana orang jahiliyah terdahulu betapa mereka merasa terhina jika mendapat anak wanita, dan mereka membunuh setiap anak wanita mereka yang terlahir di dunia (QS. An Nahl : 58 – 59). Segala perlakuan jahil terhadap wanita telah dilawan. Dan segala hukum mengenai syariat memperlakukan wanita telah ditetapkan. Wanita sangat dimuliakan oleh Islam.

Kalau begitu sesungguhnya wanita muslimah tidak membutuhkan emansipasi wanita. Karena muslimah sudah merdeka dan dimuliakan sejak syariat disebarkan oleh Rasulullah SAW. Jauh dari perlakuan seperti yang diisyaratkan dalam pengertian emansipasi wanita. Keadilan dan persamaan hak sejatinya yang diminta dan dibela oleh kaum feminisme pengusung emansipasi wanita telah ditetapkan dan tak satupun syariat Allah merugikan manusia. Andai mereka para kaum pengusung emansipasi memakai kacamata persepsi yang sama. Bahwa adil itu bukanlah membagi sesuatu menjadi serba sama. Merujuk pada Al qur’an surat An Nisa ayat 34 bahwa “kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka…”. Jelas ada sisi kelemahan wanita yang bisa ditutupi oleh kaum pria khususnya secara fisik. Dan wanita sangat butuh kaum pria sebagai pelindung dan pendidik bagi dirinya.

Sehingga jika boleh disimpulkan bahwa jika ada wanita disebuah negara kuat menggaungkan penegakan emansipasi wanita maka dipastikan syariat Islam belum sepenuhnya diterapkan dinegara tersebut. Atau pemikiran mengenai emansipasi itulah yang telah kebablasan. Atau bahkan pribadi maupun organisasi yang mengusung faham emansipasi telah dimakar oleh pihak pihak tertentu.

Betapa tidak…di zaman sekarang banyak anak yang sedari awal telah menyandang titel yatim piatu sebelum Ayah dan Ibunya benar benar tiada. Madrasah pertama bagi anak anak telah beralih fungsi menjadi mesin pencetak uang maupun budak eksistensi. Wanita zaman sekarang lebih bangga menyandang titel wanita karir dibanding menyandang titel Ibu Rumah Tangga. Walau memang menjadi wanita karir di era sekarang terlalu menggiurkan karena dorongan kebutuhan ekonomi. Tentu sangat luar biasa ketika ada seorang Ibu Rumah Tangga yang merangkap juga menjadi wanita karir. Sungguh tantangan yang luar biasa. Karena memutuskan hanya menjadi Ibu Rumah Tangga pun tanpa “melakukan” apa apa untuk mendidik dan menjaga anak serta keluarganya sebuah hal yang kurang tepat.

Saat ini media ramai memberitakan mengenai kenakalan remaja, tingkat perceraian yang tinggi dan banyak terjadi KDRT seolah semua melempar kesalahan. Padahal yang diberi amanah pertama dalam pendidikan generasi adalah keluarga. Maka jelas sudah sesungguhnya muslimah tidak butuh emansipasi wanita jika negara telah menegakkan syariat Islam, jika setiap pribadi kaum adam mengetahui, menjunjung tinggi martabat dan memperlakukan kaum hawa sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah SAW. Dan bagi wanita cukuplah janji Allah yang dipegang bahwa

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al Ahzab : 35)

Kedudukan kaum pria dan wanita sama dimata Allah kecuali iman dan takwanya.

Allahua’lam bishawab.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Allah bersamamu

Gambar

bertutur lirih sang dhaif pada penghujung malam itu
mengadukan segala rasa yang selama ini tertahan
kegundahan membuncah, mencabik hati yang lemah
menguras habis perasaan serta asa yang taktersampaikan

“Jangan tinggalkan hamba Ya Allah.”
“Jangan tingggalkan hamba Ya Allah.”
“Jangan tinggalkan hamba Ya Allah.”

Hari ini sedih, besok insyaAllah gembira
Hari ini gundah, besok insyaAllah bahagia
Hari ini kecewa, besok insyaAllah bersuka cita

itulah rahasia waktu yang diputar Allah untuk kita
Sebuah keniscayaan yang mustahil kita kendalikan
sedih, gundah, kecewa akan berganti gembira, bahagia dan bersuka cita
karena itulah yang telah Allah janjikan

Hatimu maka kuatkanlah
Hatimu maka lapangkanlah
Hatimu maka ridhakanlah
InsyaAllah semuanya berakhir dalam kebahagiaan jika kita bertakwa

Ingatlah bahwa hanya kepada Allah saja kita mengabdi
Ingatlah bahwa hanya kepada Allah saja kita memohon pertolongan
Sedih, gundah, kecewa hari ini adalah tanda betapa Allah masih mencintai kita.
Allah hanya ingin kita kembali pada-Nya.
Allah hanya ingin kita mengangkat kedua tangan kita untuk bermunajat kepada-Nya.
Allah menegur kita yang selama ini telah lupa akan keberadaan-Nya.
Allah mengingatkan kita Bahwa kita hanyalah hamba yang lemah tak berdaya.

Sungguh Allah tidak pernah lelah mendengar segala rintihan hati kita
Sungguh Allah tidak pernah meninggalkan kita sedetikpun
Maka terus mendekatlah kepada Allah
hingga akhirnya kita bersyukur dengan sedih, gundah, dan kecewa.
Karena mereka telah menjadi perantara untuk kita bisa kembali dekat kepada Allah.

hasbunallah wani’mal wakil ni’malmaula wani’mannashir
hanya Allah tempat sebaik baik memohon perlindungan
hanya Allah tempat sebaik baik meminta pertolongan

Allah…jangan tinggalkan kami
Allah…Maafkanlah kami
Allah…Rahmatilah kami

katakan itu wahai saudariku…dan mulailah tersenyum karena Allah.